Gratis Humor, cerita lucu dan cerita motivasi hidup

12 Mei 2009

Alkisah..Sholat Subuh di Masjid



Sholat Subuh di Masjid

Seorang pria bangun pagi2 buta utk sholat subuh di Masjid.

Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

ditengah jalan menuju masjid, pria tsb jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah,

dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI,

berjalan menuju masjid.


Dlm perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama!

Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali kerumah.

Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju,

berwudhu dan berjalan menuju masjid.

Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang pria yg memegang lampu.

Dia menanyakan identitas pria tsb, dan pria itu menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali

di perjalanan menuju masjid,

jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.'

Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.

Saat sampai di masjid, pria pertama bertanya kepada pria yang

membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya.

Pria kedua menolak.

Pria pertama mengajak lagi hingga berkali2 dan,

lagi, jawabannya sama.

Pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat.

Pria kedua menjawab

Aku adalah Setan (devil/ evil)


Pria itu terkejut dgn jawaban pria kedua.

Setan kemudian menjelaskan,

'Saya melihat kamu berjalan ke masjid,

dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah,

membersihkan badan dan kembali ke masjid,

Allah memaafkan semua dosa2mu.

Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan

bahkan itupun tidak membuatmu merubah pikiran untuk tinggal dirumah saja,

kamu tetap memutuskan kembali masjid.

Karena hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu.

Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh utk ketiga kalinya,

jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu,

jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat..'

Jadi, jangan pernah biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya.

Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tau ganjaran yg akan kamu dapatkan

dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .


.

__,_._,___


Benarkah Atasan Saya Menyebalkan?



Artikel: Benarkah Atasan Saya Menyebalkan?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Dalam situasi krisis seperti saat ini, banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan tidak populer. Misalnya, mengurangi beberapa pos pengeluaran penting seperti pemotongan biaya promosi, penundaan kenaikan gaji, dan penghematan lain disana-sini. Karena itu, tidak sedikit karyawan yang naik darah hingga keubun-ubun. Dan tentu saja, cara termudah untuk melampiaskan kekesalan adalah dengan menimpakan semua itu kepada atasannya. Padahal, seringkali atasan tidak berada pada posisi sebagai pengambil keputusan. Yang sebenarnya terjadi adalah; sang atasan tengah berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik bagi bawahan sekaligus menjadi karyawan yang baik bagi perusahaan. Jadi, apakah cukup fair untuk memvonis atasan kita sebagai orang yang menyebalkan?

Dalam salah satu episode komik favorit saya digambarkan seorang CEO mengatakan kepada para eksekutif bahwa berdasarkan analisis para ahli ekonomi, krisis keuangan global ini akan berlangsung cukup panjang. "Oleh karena itu," demikian kata Pak CEO "perusahaan harus melakukan 'uji cermat' struktur biaya...."

Mendengar petunjuk bos besar itu, salah seorang eksekutif mengatakan: "Baik Tuan, akan kita lakukan penghematan." Sang CEO tersenyum puas karena 'maksudnya' telah berhasil diterjemahkan oleh sang eksekutif dengan baik. "Lantas," sang eksekutif melanjutkan, "bagaimana dengan bonus dan tunjangan yang biasa kita dapatkan?"

Kemudian Pak CEO bilang; "Ah, sudahlah, kamu jangan menyinggung-nyinggung soal itu ....."

Dialog ini memang berasal dari dunia komik. Namun, kita tahu bahwa dalam konteks dunia bisnis gemerlap gaya Amerika dialog itu mewakili perilaku sebagian pemimpin bisnis kelas dunia yang meneriakkan penghematan kebawah, namun tidak menunjukkan keteladanan dengan kesediaan mengurangi kenikmatan dan beragam gelimang yang memanjakan bagi mereka sendiri. Bahkan, kita tahu bahwa pemerintah dan rakyat Amerika pun geram dengan sikap mereka yang menghambur-hamburkan uang untuk kemewahan para eksekutif puncak padahal pemerintah harus mengeluarkan dana talangan untuk menyelamatkan perusahaan itu dari kebangkrutan.

Sampai disini kita baru saja membahas dua situasi dimana para atasan sama-sama menyerukan penghematan. Namun, atasan pertama melakukannya untuk kepentingan perusahaan supaya semua karyawan mengambil peran dan tanggungjawab untuk melakukan penyelamatan. Sedangkan kisah kedua dari dunia komik adalah atasan yang bersedia melakukan apapun juga demi kebaikan perusahaan asal segala kepentingan dan kenyamanannya tidak terganggu.

Kedua situasi ini bisa menjadi titik tolak bagi kita untuk mencari jawaban atas pertanyaan tadi; "apakah cukup fair untuk memvonis atasan kita sebagai orang yang menyebalkan?"

Yang jelas, ketika atasan menuntut kita untuk melakukan sesuatu dengan memberikan keteladanan; kita melihat ada ketulusan disana. Dan kita tahu bahwa aturan yang dibuat sang atasan tidak hanya berlaku kebawah, melainkan juga kepada dirinya sendiri. Dan jika semua itu dia lakukan demi kepentingan perusahaan, maka sesungguhnya itu juga demi kepentingan kita. Jadi sudah selayaknya kita turut mendukung dan berdiri dibelakang atasan yang seperti itu. 'Tapi, itu kan membuat hidup kita sulit!' Mungkin kita berpikir begitu. Tetapi, memang patut jika kita berbagi kesulitan yang dihadapi perusahaan dengan memikulnya sesuai porsi kita masing-masing. Sebab, jika atasan melakukannya sendirian; akan semakin panjang jarak yang harus ditempuh oleh perusahaan.

Bagaimana jika keputusan atasan kita salah? Memang, tidak setiap niat baik selalu bisa diterjemahkan kepada keputusan atau strategy yang tepat. Namun, jikapun ini terjadi tidak berarti itu menjadi pantas bermuara kepada kebencian kita kepada sang atasan. Mungkin yang diperlukan sesungguhnya adalah dialog bisnis biasa dimana sebagai bawahan kita membantu atasan untuk menemukan solusi terbaik bagi perusahaan. Jadi, ini tidak lebih dari soal perbedaan pendapat yang bisa diselesaikan melalui berbagai kesepakatan. Bukankah antara atasan dan bawahan mesti saling melengkapi dan menyokong satu sama lain untuk kepentingan bersama?

Jika para bawahan ingin disukai atasan maka atasan pun ingin disukai oleh bawahan. Disukai oleh atasan sedikit banyak berpengaruh terhadap hasil appraisal tahunan yang menentukan berapa banyak bonus yang akan kita terima, dan berapa persen kenaikan gaji tahun depan yang layak untuk diusulkan kepada pengambil keputusan. Sebaliknya, disukai oleh bawahan pun sedikit banyak mempengaruhi rapor sang atasan, terutama sekali ketika dilakukan survey tentang kualitas kepemimpinannya. Kadang-kadang atasan kebakaran jenggot karena hasil survey diluar harapannya. Bahkan, tidak jarang mereka kecewa kepada bawahannya karena dengan semua hal yang telah dilakukannya untuk para bawahan, ternyata ratingnya tidak terlampau menggembirakan.

Kecuali ada bukti bahwa atasan menindas kita; sesungguhnya kita tidak memiliki cukup alasan untuk membencinya. Sebab, setiap atasan akan ditanya oleh atasannya yang lebih tinggi; "apa yang kamu perjuangkan untuk para bawahanmu?" Dan pertanyaan itu terus beruntun hingga ke posisi paling tinggi. Karena para stakeholders tahu, bahwa; jika seorang atasan menyia-nyiakan bawahannya, maka kepentingan investasi mereka tengah dipertaruhkan. Jadi, kita perlu menguji mana yang lebih mendekati kebenaran; atasan yang menyebalkan, atau bawahan yang tidak memiliki sense of crisis?

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
<http://www.dadangkadarusman.com/>

Catatan Kaki:
Mungkin atasan kita memang tidak sempurna. Tetapi, apakah kita juga sudah menjadi bawahan yang bisa diandalkan bagi mereka?

. ole0.bmp .

Menolong sesama menolong diri sendiri

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan.. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini

akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.


Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.

Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson ."

Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.


Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.


Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu. Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau
lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih
ini berhenti padamu.'"

Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.

Wah, masih

ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika

suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"

Ada tertulis, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada... Tuhan memberkati anda!


.

01 Mei 2009

Terima Kasih

Tak dapat dipungkiri kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan orang lain, disadari atau tidak setiap waktu, setiap jam, setiap kesempatan pasti hidup kita selalu dibantu oleh pihak lain, coba deh renungkan ada tidak sesuatu hal yang kita bisa kerjakan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain sedikit pun, ayo ada apa tidak. Terima kasih. Suatu ucapan yang memiliki dimensi bahwa kita merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan uluran bantuan dari orang lain. Karena kita hidup tak sendiri. Makna yang lebih dalam dari suatu ungkapan terima kasih ialah bahwa dalam lingkup interaksi sosial, kita selalu membutuhkan cinta kasih. Dengan kasih itulah, kita akan selalu tergerak untuk menolong orang lain. Bayangkan, bila semua saling memberi kasih, maka semua persoalan di negara ini dapat diminimalisir untuk diatasi. Dengan cinta kasih, hidup menjadi lebih berarti dan bermakna.

Coba deh renungkan dari awal kita bangun pagi, mungkin tidak sedikit kita berinteraksi dengan orang lain, mungkin istri, pembantu rumah tangga, Tukang Ojek, Supir bis, atau supir pribadi, yang semua itu memberi pelayanan kepada kita benar engga sih.. kayaknya hampir semua hidup kita dari pagi sampai pagi kembali selalu dibantu orang lain. Bahkan di rumah pun, saat lelah menyengat sepulang kerja, serta merta sang isteri membuatkan teh, atau sekedar memberi pijatan ringan dipundak. atau dikantor ada si asep yang biasa melayani kita menuangkan minum atau meminta bantuan untuk fotocopy semua itu kita selalu berhubungan dengan orang lain bukan. kadang setelah kita menikmati semua pelayanan dari orang sekitar kita sering berpikir, itu sudah kewajiban mereka membantu kita.

terkadang hal yang keliru sering kita lakukan, ketika kita jarang mengucapkan terimkasih, kita juga tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah orang lain lakukan untuk kita, dan kita senantiasa menuntut lebih dari orang lain. Meminta orang lain melakukan lebih banyak, lebih baik, lebih sering dari yang sudah dilakukannya. Orang lain melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita lebih dulu marah, dan kemudian lupa mengucapkan terima kasih. Ucapkanlah terima kasih lebih dulu, baru kemudian beritahu kekurangan atau kesalahan secara baik-baik. Dijamin, mereka akan mengerjakannya lebih baik tanpa wajah merengut.

Padahal Riset menunjukkan bahwa manusia haus akan penghargaan. Jika menerima pujian tulus atau apa yang berhasil dilakukan dengan baik, mereka tidak hanya merasa dihargai secara batiniah, tetapi juga membuahkan kebanggan tersendiri. Coba anda posisikan diri anda ketika atasan anda menuntut suatu pekerjaan dengan sempurna, lalu pekerjaan itu sukses dan atasan anda tidak mengucapkan terimakasih, apa yang anda rasakan, Jengkel, marah, atau menggerutu. Atau ketika saudara/teman meminta bantuan, tetapi ketika bantuan sudah diberi dan tidak ada ucapan terimakasih apa yang terjadi, pasti kita akan mendapat wajah yang masam, kadang-kadang "mahalnya" sebuah ucapan terimakasih merupakan pengingkaran kita terhdap kemahluksosialan kita sendiri.

Masyrakat saat ini hidup dalam pengkotak-kotakan diri, berupa Status sosial...kelas sosial... atau hal lainya yang sebenarnya tidak perlu, tapi sebenarnya kedua hal ini mengatur jalannya kehidupan sosial di masyarakat, Tanpa sadar, masyarakat hanya mewajibkan kita untuk bersikap super sopan ke orang yang status sosialnya lebih tinggi dari kita, tapi apakah kita diwajibkan untuk bersikap sopan ke orang-orang kecil, kita tidak dilatih untuk menyadari jerih payah orang lain ketika orang lain itu dianggap tidak atau kurang penting. Walaupun kita dilatih untuk sopan, kita kurang dilatih untuk menghargai orang lain terlepas dari status dan kelas sosial mereka. sebenarnya manusia apapun pengkotak-kotakan yang melekat pada setiap individu, mereka sama memiliki keinginan di hargai, ucapan terimakasih yang tulus atas jasa yang diberikan kepada kita adalah sebuah penghargaan yang sangat besar nilainya untuk setiap individu.

Kita semua senang bila orang menghargai kita dan pekerjaan yang kita lakukan. Ucapan "terima kasih" itu bukan tanpa makna. menurut versi saya sendiri kata terima kasih terdiri dari dua suku kata, Terima & Kasih maksudnya "Setiap kita menerima, maka harus ada bagian yang dikasihkan kepada orang lain. Setiap menerima, lalu memberi. Menerima, lalu ngasih. Terima & kasih. Mengucapkan terimakasih meperlihatkan sikap menghargai berarti menunjukkan apa yang anda inginkan dan apa yang menurut anda penting dilakukan.pernahkah terlintas di pikiran kita jika setiap orang membutuhkan ucapan terima kasih, tidak memilah apakah miskin, kaya, cantik, tampan dan batasan-batasan lainnya.

"Terima kasih", sebuah ungkapan yang hanya terdiri dari dua kata. Tapi dengannya banyak hal yang kan didapat, tetapi kata terimakasih Kurang tersampaikan rasanya bila ucapan terima kasih diucapkan tanpa senyum, mimik, ataupun tatapan kosong hampa nan dingin. Terima kasih memang memerlukan ketulusan. Darinya tidak menginginkan sesuatu dibaliknya. Terimakasih juga memberi makna bersyukur kepada tuhan atas apa yang kita terima,tapi budaya lupa berterimaksih kepada tuhan pun merupakan sebuah budaya buruk dan ini serig kita berikan kepada Tuhan . Tatkala Kita terus menerus berdoa dilimpahkan rezeki. Hanya karena rezeki yang didapat hari ini tidak berlimpah, lalu dalam doa selanjutnya kita berujar, "Ya Tuhan, kok cuma segini?".

Terima kasih. Ucapan yang memberikan kekuatan energi positif bagi pemberi dan penerimanya. Energi tersebut akan lebih bernilai bila kita tidak hanya mengucapkannya saja. Satu saat, Anda melakukannya tak cukup hanya dengan mengucapkannya saja bukan? Selain ucapan, sebagai gantinya, kita bisa saja memberikan imbalan balik berupa uang, barang, jasa, atau minimal tentu saja doa yang tulus kepada seseorang yang telah menolong kita. Dan bila suatu saat kita menolong orang, sangat mungkin orang tersebut tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada kita tetapi juga mendoakan kita secara tulus.

Tanpa kita sadari kata terimakasih adalah mengembalikan penghormatan dengan penghormatan pula, jadi orang yang mengucapkan kata terimakasih adalah lebih terhormat. maka Jangan mulai dari orang lain. Mulailah dari diri sendiri dulu, Alangkah indahnya sebuah masyarakat yang warganya saling berterima kasih. maka dengan ini Tulus saya ucapkan kata bukan sebatas ucapan yang berakhir di ujung lidah saja. Bukan pula sebuah basa-basi nan hambar. Dan kata itu tulus terucap...Terimakasih para sahabat yang telah berkenan membaca tulisan saya, setiap kritik dan saran dapat di tuangkan di erwinarianto@gmail.com <mailto:erwinarianto@gmail.com> (kalau bisa langsung, jangan mereply di milist karena kadang terlewatkan).

"Terima kasih adalah bentuk penghargaan yg tinggi... sederhana tapi punya nilai yg dalam..."